“Paket Rinduku Menuju Surga” PART 1...

Ingin kusimpul mati semua kenangan bersamamu Pa, agar di sana kita berada selamanya. Tapi rupanya, cinta Tuhan padamu jauh lebih besar dari cintaku padamu, ia ingin Pa bersamaNya dalam kebahagiaan abadi...
Rinduku padamu kukirimkan melalui sebuah :

“Paket Rinduku Menuju Surga”

Anak Pertama Bapak J
Papaku pernah bercerita kalau sebelum pa memiliki anak, pa mendambakan seorang anak perempuan sebagai anak pertama. Katanya sih dia maunya punya anak perempuan yang kalem yang bisa membimbing adik-adiknya kelak, sabar etc etc...Kurasa mimpi Pa itu hanya bisa diwujudkan kalau alm.kakak pertamaku masih ada (kakakku diambil Tuhan saat masih belum genap setahun), yang jelas waktu Pa nyeritain ini padaku...aku hanya bisa cekikikan..karena anak perempuan pertamanya sangat jauuhhhhhhhh dari semua  kekaleman,kesabaran dan sebagainya itu. Lalu apakah Pa menyesal?GAK laah!! Beliau selalu menyatakan kebanggaannya pada semua anaknya..padaku juga meski ak ini anak yang badung,pernah sampai diborgol karena kebadungannya. Bapakku? Beliau orang yang lembut sabar dan sederhana serta keras kepala. Keras kepala kami sama, aku pelawan tapi kalau sama Pa ak nurut ajalah daripada uang jajan dipotong. Papaku seorang polisi..sumpah ak gak pernah berani berbantah lebih dari 2 kali bantahan...karena Pa akan menjadi manusia paling seram sedunia bila marah. Dia jarang marah sih, tapi sekali marah entah mengapa rasanya seluruh tanah tempatku berpijak runtuh seketika.
Pa...Katamu kau bangga padaku, katamu aku ini seperti tanaman anggrek. Sangat gampang memeliharaku untuk tetap tumbuh hidup, namun tidak sembarang cara untuk membuatku mekar berbunga. Makanya aku diberi nama ‘Anggreani’. Katamu waktu lahir, seluruh sikacita melimpah datang...tangis karena kehilangan alm kakak terganti dengan seorang bayi yang lahir dalam keadaan merahhhh lalu kalian menamaiku Theolorys dari kata Thank You My Lord. Aku tumbuh dengan cinta yang limpah dari Pa dan Ma, dari kalian berdua......

Rinduku...’Kala Mentari Terbit’
Aku sangat rindu padamu Pa...,disiplin bangun pagi Pa tidak akan kulupa. Bangun pukul 5 pagi, lalu sibuk masak di dapur hehehe...alasan mama ga pernah bangun pagi karena Rheumatik yang sering kambuh, lalu Pa bahkan mau menyiapkan kopi untuk mama..beruntung banget sih si mama punya suami kayak Bapakku ini...
Tapi bukan itu yang paling berkesan ketika mentari terbit. Yang tak pernah terlupakan olehku adalah ketika Pa bangunin aku dari kursi busuk milikku yang Pa musnahin setelah aku kelas 5 SD, kau akan menarik selimutku menarik bantalku, bila perlu memukul pahaku agar aku segera bangkit dan bergegas mandi. Sejak kelas 1 hingga kelas 6 Pa mengantarku menggunakan motor merah putihnya. Segera setelah pa membunyikan klaksonnya ak akan berlari sambil mengunyah makanan, lalu melingkarkan tanganku di pinggangnya. Rasanya aman dan hangat sekali  waktu itu, dan yah...aku hampir selalu terlambat sekolah. Lalu Pa menemaniku menghadap guru hampir setiap waktu agar anaknya yang lelet ini diijinkan masuk. Kau tahu Pa kau terlihat gagah sekali waktu itu, masuk ke kelas..walaupun dengan alasan memalukan ‘menyelamatkanku yang terlambat’ tapi sungguh kau tampak gagah dibalut seragam abu-abu itu. Aku sangat bangga dengan seragam yang dia kenakan. Dia selalu tampak gagah dalam balutan seragam abu-abu itu. Ada lencana kecil di dada kirinya berwarna merah seperti matahari, akan ada senjata api di lingkar pinggangnya. Kalau temanku si Suryana membanggakan BMW papanya, atau Sinta membanggakan mamanya yang orang Bali, aku membanggakan Papaku ‘Abdi Negara’. Tiap pagi aku selalu bangga denganmu Pa..tiap pagi...ya tiap pagi...

Rinduku Pada Sepiring Nasi Kuning
Pada akhir caturwulan kenaikan kelas..akan selalu ada acara makan-makan di sekolahan. Papaku pintar masak, makanya bekal makan-makan di sekolah gak pernah beli melainkan dimasakin papa. Yak benar...bekalku adalah Nasi Kuning :) nasi kuning terenak di dunia buatan papa. Nasi kuning yang dimasak oleh tangan hitam,kekar hehehe..Papa emang hitam banget sampai sampai aku kadang kawatir kalau hitamnya meleleh dan lantas mengubah warna kuning nasi yang dia buat. Lalu tangan yang kekar itu menyipkan wajan penggorengan untuk menggoreng telur yang sebelumnya sudah direbus, dan nantinya akan dicampur dengan sambal. Entah bagaimana dia meramu semuanya, kunyit, santan lauk yang enak tapi itulah nasi kuning terenak di dunia yang kunikmati tiap tahun kenaikan kelas
Nasi kuning itu enak sekali Pa.....
Terakhir aku makan nasi kuning di kantin bawah kantor..aku menitikkan air mata, aku kangen...kangen memperhatikanmu di dapur berkeringat memasak untukku,untuk nasi kuning kenaikan kelas....

Rinduku..di Tiap Sampul Buku dan Tulisan Nama
Jaman SD dulu guru-guru mesti nyuruh setiap anak murid agar memiliki banyak buku tulis. Ada buku PS a.k.a Pekerjaan Sekolah, ada buku PR a.k.a Pekerjaan Rumah untuk tiap mata pelajaran. Buku-bukunya harus disampul lalu ditulisi nama masing-masing. Lalu dalam istirahatmu Pa..akan datang seorang anak kecil cerewet yang mengusik kedamaian dan lamunanmu, yang tidak peduli betapa lelahnya kau hari itu. Anak perempuan itu akan memaksamu sampai mau menyampul tiap buku...satu demi satu. Lalu Pa akan memotong kertas sampul, selalu menggunakan cutter yang kata papa lebih cepat dan rapi. Lalu mengambil kertas label dan menulis namaku ‘Monica Oktarevina Sigalingging’, kelas, no urut dan nama mata pelajaran. Aku pernah bertanya kenapa namaku tidak ditulis seluruhnya, rupanya karena terlalu panjang :D ....Tulisan Papa sangat bagus, tapi selalu membuatku bergidik apabila mendapat nilai di bawah 7. Makanya dulu buku tugasku menjadi tipis Pa...karena tiap lembaran nilai jelek akan kusobek, aku tidak mau Pa bertanya-tanya atau menganggapku kurang berusaha. Aku paling takut lagi kalau mama melihatnya. Bodoh banget aku waktu itu...kupikir pa gak akan tahu kalau aku merobek nilai-nilai yang jelek...soalnya Pa hanya tersenyum waktu kubilang aku gak tau kenapa bukunya tiba-tiba menjadi tipis. Kau selalu tampak percaya padaku....

Hai kau yang di surga sana, tak ada lagi rahasia yang kusembunyikan darimu

Hai kau yang di surga sana, aku janji tak kan membuatmu kecewa...