SIGN



Bayang bayang kejadian 4 hari lalu terus membekas di kepalaku, sebuah perenungan yang tidak terlupakan hingga kini. Dan kuputuskan untuk menuliskannya di tengah kesibukan kantor selain tulisan tentang Week End itu sendiri.
4 hari yang lalu tepatnya Hari Sabtu (21 April 2012) pukul 00.30, di tengah suasana Week End Alumni semacam Retreat, aku menerima SMS dari rekan yang harus dijemput. Mereka merupakan kloter Week End terakhir pada hari itu. Jam di Blackberry terus melaju menunjukkan pukul 01.30, dan kami HARUS menjemput 2 rekan kami. Mereka terlantar di pinggir jalan dan tidak ada lagi angkutan umum yang dapat membawa mereka menuju lokasi Retreat.
Nekat! Kami pun meluncur, tidak tau arah dan hanya mengandalkan GPS pada sebuah G-Tab. Kami sadar kami berada di tengah hutan yang berada di atas bukit. Malam itu hampir tidak ada cahaya yang menerangi jalan yang kami lalui. Pancaran lampu sorot mobil benar - benar menjadi satu - satunya penerang jalan. Sedikit gugup dan kami banyak berdoa, juga menyetel lagu - lagu rohani yang dapat mengurangi rasa kantuk. Akhirnya setelah beberapa saat kami bertemu tanda larang padahal tidak ada lagi jalan disebelahnya. Akhirnya kami pun memutar, dan berjalan sesuai arah petunjuk. Petunjuk itu sendiri tidak terlalu jelas, dan akan sangat mudah terlalui apabila kami tidak berhati - hati. Kami pun menyesuaikan kecepatan, tidak terlalu lambat tapi juga tidak terlalu cepat. Lalu kami bertemu lagi rambu lain, dan menuntut kami membelok di sebuah tikungan. Perasaan kami, jalan satunya merupakan jalan yang kami lalui waktu datang...tapi akhirnya kami menyerah juga untuk mengikuti rambu, karena kami tidak memiliki apa - apa lagi untuk kami andalkan.
Mobil berbelok di tikungan, dan jalan yang kami lalui agak sempit, banyak liku - likunya...kami menemui peringatan akan jalan menurun, sehingga kami berhati - hati lalu menanjak...ah perjalanannya terasa lama...kami mulai berpikir andai kami mengambil shortcut tadi mungkin tidak selama ini, mulailah kami mengeluh...mengeluh yang sama sekali tidak membuat perjalanan kami lebih singkat. 
Intinya kami berhasil mengangkut teman kami dari pinggir jalan Puncak menuju rumah Retreat yang tenang dan nyaman. Aku sendiri dengan cepatnya merasa lega telah melalui jalan yang rumit itu karena perjalanan pulang terasa lebih menyenangkan beramai - ramai. Sampai keesokan waktu kami pulang dari Retreat.
Siang itu, Retreat telah selesai..kami bersyukur Tuhan banyak berbicara melalui Firman dan Fellowship yang indah, tapi ternyata aku masih diberi satu pelajaran. Siang itu kami memutuskan tidak langsung pulang namun menikmati pemandangan di sekitar hutan Cibodas tempat Retreat kami. Aku terkejut ketika mobil yang sama yang kami pakai malam itu menempuh jalan yang berbeda, yah...jalan dengan tanda larang yang ternyata hanya bisa ditempuh di siang hari. Jalan itu benar - benar indah, dengan jurang di hadapannya...tanpa pagar pembatas sama sekali, tanpa rambu - rambu peringatan dan kuperhatikan tidak ada lampu jalan sama sekali. Bukit - bukit diterpa matahari indah di hadapan kami. Saat itu hatiku langsung mengucap syukur. Malam itu andai kami menempuh jalan ini, maka hari ini mungkin aku tak dapat lagi menuang tulisan ini. Tidak cukup di situ, jalan itu memang lebih singkat menuju pintu keluar, namun tidak untuk ditempuh ketika hari gelap ketika satu - satunya penerang hanyalah cahaya lampu mobil.
Mungkin begitulah kehidupanku, terkadang Tuhan membuat tanda larang yang memaksaku untuk berputar menempuh jalan hidup lain, membuatku melalui jalan yang sempit, menanjak dan menurun, memaksaku melambatkan perjalananku agar aku awas melihat petunjukNya supaya aku terhindar dari bahaya yang mengancam. Sayangnya aku sering mengeluh, padahal jalan yang Dia sediakan merupakan jalan yang enak..toh janji penyertaanNya selalu nyata melalui peringatan - peringatanNya, melalui cahaya yang Dia sediakan. Keluhan - keluhan itu tidak akan mebuat jalan lebih singkat atau lebih mudah. Aku juga belajar bahwa berjalan bersama - sama jauh lebih menyenangkan. Berjalan dengan orang yang tepat membuat keluhan hilang dan malah menikmati setiap proses. Kurasa berakar dalam komunitas yang bertumbuh memang sangat penting mengingatkan kita untuk saling menguatkan dalam perjalanan yang tidak mudah ini.
Perenungan ini sungguh banyak menegurku dan semakin memperkaya pemahamanku hari itu. Thank You LORD. 
*Mungkin hari itu adalah hadiah Ulang Tahunku, 21 April..hari kelahiran baruku, mendapati pengalaman luar biasa melalui Week End bersama komunitas yang bertumbuh dan pengalaman yang kutulis di atas*